PEJAGOAN – Sudah menjadi agenda rutin, siswa SMA Pejagoan mendapat pelatihan kewirausahaan dari para ahli asal mancanegara. Bahkan baru-baru ini dibekali langsung oleh Ben Hutchings, pemilik Entrepreneur Education Pty Ltd Australia melalui helatan seminar entrepreneurship di sekolah yang dikepalai Agus Sunaryo itu.
Seminar bertajuk “Internalisasi entrepreneurship, mencetak generasi muda yang tangguh menghadapi persaingan global” itu, diikuti ratusan peserta. Ahli entrepreneur asal Negeri Kanguru itu mengawali penyampaian materi dengan menampilkan pengusahapengusaha sukses dunia.
Narasumber lainnya yakni Arnantyo Naresyworo, pengusaha muda juga pemilik Naresy International Education Consultant dari Bali Putra Grafika Grup serta Kepala SMA Pejagoan juga praktisi pendidikan Agus Sunaryo. Menurut Arnantyo, entrepreneur merupakan pelaksana bukan hanya pemikir saja.
“Ia melakukan hal berbeda, petualang, pejuang, melakukan perubahan, serta menggerakkan dan merubah yang ada,” katanya.
Pihaknya pun menekankan agar anak berpikir alternatif. Karena Tuhan tidak selalu menyesuaikan apa yang kita laksanakan sehingga perlu penanaman nilai-nilai. Dan menurut Arnantyo, modal itu tidak melulu uang. Namun semua yang kita miliki adalah modal.
Ubah Pola Pikir
“Karena itu pola pikir harus diubah. Kalau beranggapan bahwa modal itu uang adalah salah besar. Kita harus aktif, komunikatif dengan banyak orang sehingga memiliki jaringan dan mudah mendapatkan pekerjaan,” jelas Arnantyo.
Misalnya menjual barang dagangan hanya dengan modal kemauan saja. Dikatakannya, tidak ada orang mati ketika menawarkan barang. Paling hanya ditolak dan ditertawakan. “Dan berpikirlah yang besar serta mulailah dengan melakukan hal-hal kecil,” imbuhnya.
Agus Sunaryo mengatakan, kewirausahaan itu merupakan ekstrakurikuler yang menjadi prioritas sekolah. Tujuannya untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan mentalitas berwira usaha bagi para siswa SMA Pejagoan. Lebih lanjut, tantangan ke depan akan semakin ketat dalam persaingan dunia kerja. Karena itu, siswa harus memiliki bekal untuk menghadapi kerasnya persaingan tersebut.
“Yang utama adalah merubah pola pikir anak didik, agar setelah lulus bukan semata-mata mengandalkan ijazahnya untuk mencari kerja. Tetapi dengan sekolah berusaha mencari pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan memperluas wawasan, sehingga siswa bisa mandiri.” katanya.
Selain praktik langsung dengan laboratorium koperasi siswa, juga mendatangkan praktisi-praktisi wira usaha ke sekolah. Dari mulai tingkat lokal hingga mancanegara. (K5-52/ Suaramerdeka.com /LintasKebumen©2015)